Bismillahhirrohmannirrohim.
Beberapa waktu yang lalu Alhamdulillah saya bisa pulang ke kampong
halaman saya di Kalimantan Selatan, bertemu dengan teman-teman lama dan saling
menjaga silaturahmi.
Adalah sesuatu yang menyenangkan bisa bertemu dengan mereka kembali,
berkumpul dan berbagi cerita, sebagian dari kami ada yang tetap tinggal di
daerah dan sebagian lagi ada yang merantau keluar, untuk mencari ilmu, mencari
kemuliaan dan untuk cita-cita.
Saya sendiri merantau ke kota Yogyakarta, untuk menuntut
ilmu. Liburan kali ini tidak semua dari kami bisa berkumpul lagi, karena jadwal
libur yang berbeda dan lain hal.
Hanya tiga minggu waktu saya libur, saya harus kembali ke
Yogyakarta, kembali berpisah dengan Bapak Ibu, kerabat, sahabat, dan teman-teman
saya, ada rasa sedih yang menyelinap ketika itu, harus meningglakan mereka “lagi”.
Kadang kala saya berfikir bahwa saya sudah terlalu jauh
pergi dari kampung halaman, namun di lain waktu saya juga ingin pergi lebih
jauh lagi dari hanya sekedar “Yogyakarta”.
Ketika di tanah orang terkadang ada rindu yang singgah satu
per satu ke dalam kalbu, rindu kepada teman dan sahabat, rindu kepada suasana
yang hangat di rumah.
Jujur sampai saat ini saya masih bingung apa yang di cari
oleh manusia dalam hidupnya, harus terpisah dengan orang-orang yang mereka
cintai demi suatu hal yang bahkan belum jelas sama sekali bentuknya, mengapa
kita tidak diam saja di kampung halaman dan tetap bersama-sama, bukankah indah
sepanjang tahun kita bisa berkumpul dan menikmati hangatnya kebersamaan.
Saya mencoba mencari sedikit jawaban atas apa yang saya
lakukan.
Sampai saya menemukan kata-kata mutiara dari Al Imam
Asy-Syafi’I, begini bunyi nasihat beliau :
Bagi
pemilik akal dan tata krama tidaklah pantas berdiam diri untuk mencari
ketenangan.
tapi dia akan pergi meninggalkan tempatnya, maka tinggalkanlah tanah-airmu dan merantaulah.
Pergi dan merantaulah ditempat yang baru,
kamu akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan,
dan bersusah-payahlah, kerana sesungguhnya,
kelazatan hidup itu terasa setelah bersusah-payah.
Sesungguhnya aku melihat diamnya air itu,
akan mengeruhkan dan merusakkannya,
sedang apabila air itu mengalir, ia akan menjadi jernih,
dan apabila tidak mengalir, selamanya tidak akan jernih.
Seekor singa pada saat ia berada dalam sarangnya sahaja,
tentu tidak akan dapat ia menerkam mangsanya.
Anak panah pun tidak akan mengenai sasarannya,
sebelum ia terlepas dari busurnya.
Jika matahari tidak bergerak dan terus diam,
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang,
kayu gaharu tidak ubahnya seperti kayu biasa, jika hanya didalam hutan.
tapi dia akan pergi meninggalkan tempatnya, maka tinggalkanlah tanah-airmu dan merantaulah.
Pergi dan merantaulah ditempat yang baru,
kamu akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan,
dan bersusah-payahlah, kerana sesungguhnya,
kelazatan hidup itu terasa setelah bersusah-payah.
Sesungguhnya aku melihat diamnya air itu,
akan mengeruhkan dan merusakkannya,
sedang apabila air itu mengalir, ia akan menjadi jernih,
dan apabila tidak mengalir, selamanya tidak akan jernih.
Seekor singa pada saat ia berada dalam sarangnya sahaja,
tentu tidak akan dapat ia menerkam mangsanya.
Anak panah pun tidak akan mengenai sasarannya,
sebelum ia terlepas dari busurnya.
Jika matahari tidak bergerak dan terus diam,
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang,
kayu gaharu tidak ubahnya seperti kayu biasa, jika hanya didalam hutan.
Merantaulah dari tanah airmu! Untuk menggapai kemuliaan. Pergilah!
Karena di rantau ada 5 keuntungan: terbebas dari kesedihan, mencari
penghidupan, ilmu, adab, dan berteman dengan ORANG-ORANG MULIA.
(dari Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i, 1992:33)
Subhanallah, ternyata merantau itu bukan hal yang sepele,
Allah akan mengganti apa yang kita tinggalkan di “tanah air” kita dengan yang
lebih baik lagi.
Janganlah berkecil hati bagi teman-teman yang jauh dari
sanak saudaranya demi menuntut ilmu dan mencari kemuliaan, mudah-mudahan Allah
selalu bersama kita. Amin.
Setelah ini InsyaAllah hidup di rantau orang akan terasa
lebih bermakna lagi.
0 komentar:
Posting Komentar